Begini Cara Riset Pasar Sebelum Memulai Bisnis Biar Nggak Gagal Total

sukabisnis.web.id - Banyak orang bermimpi punya bisnis sendiri, tapi sayangnya, sebagian besar langsung tancap gas tanpa tahu medan. Akibatnya? Modal habis, produk nggak laku, dan akhirnya menyerah di tengah jalan. Padahal, ada satu langkah penting yang sering diabaikan oleh pebisnis pemula: riset pasar.

Melakukan riset pasar sebelum memulai bisnis bukan cuma formalitas — ini adalah senjata rahasia untuk memahami calon pelanggan, pesaing, dan potensi pasar. Yuk, simak panduan lengkapnya agar langkah bisnismu lebih pasti dan tidak sekadar ikut-ikutan tren!


 

1. Kenapa Riset Pasar Itu Wajib Sebelum Mulai Bisnis?

Banyak orang berpikir ide bisnis yang bagus pasti akan laris. Padahal kenyataannya, ide sehebat apa pun bisa gagal kalau tidak sesuai kebutuhan pasar.
Riset pasar membantu kamu menjawab pertanyaan krusial seperti:

  • Siapa target pelangganmu?

  • Apa kebutuhan dan masalah yang ingin mereka selesaikan?

  • Siapa pesaingmu dan apa kelebihan mereka?

  • Seberapa besar peluang pasar yang bisa kamu garap?

Dengan jawaban yang jelas, kamu tidak akan terjebak dalam asumsi. Kamu bisa membuat strategi produk, harga, dan promosi yang lebih tepat sasaran.

Bayangkan saja seperti mau mendaki gunung. Tanpa riset jalur dan kondisi cuaca, peluang sampai puncak sangat kecil. Begitu juga bisnis — tanpa riset pasar, kamu hanya berjalan dalam gelap.


 2. Tentukan Target Pasar Secara Spesifik

Langkah pertama dalam riset pasar adalah menentukan siapa target pasar utama kamu. Jangan hanya menjawab “semua orang” karena itu justru tanda belum fokus.
Coba tentukan dengan detail menggunakan pendekatan demografi dan psikografi:

Contoh demografi:

  • Usia: 18–35 tahun

  • Jenis kelamin: perempuan

  • Lokasi: kota besar

  • Pendapatan: menengah ke atas

Contoh psikografi:

  • Gaya hidup: aktif di media sosial, suka produk lokal, dan peduli lingkungan

  • Motivasi: mencari produk yang praktis namun berkualitas

Semakin spesifik target pasar kamu, semakin mudah membuat strategi marketing yang tepat. Misalnya, kalau target kamu adalah ibu muda yang sibuk, maka produk dan promosi harus menekankan kepraktisan.


 3. Analisis Kompetitor: Belajar dari yang Sudah Terbukti

Sebelum kamu meluncurkan produk, cari tahu dulu siapa pemain yang sudah lebih dulu di pasar.
Caranya:

  • Ketik produk serupa di Google atau marketplace seperti Shopee dan Tokopedia.

  • Lihat produk mana yang paling laku, bagaimana ulasan konsumennya, dan apa yang disukai atau dikeluhkan.

  • Catat strategi mereka: dari harga, kemasan, hingga cara promosi.

Kamu tidak perlu meniru mereka 100%, tapi gunakan informasi ini untuk menemukan celah pasar (market gap). Misalnya, jika semua kompetitor menjual produk dengan harga murah tapi kualitas pas-pasan, kamu bisa masuk dengan produk premium yang lebih tahan lama.

Ingat, dalam bisnis bukan hanya soal siapa yang lebih cepat, tapi siapa yang lebih paham pasar.


 4. Lakukan Survei dan Wawancara Langsung ke Calon Konsumen

Riset terbaik adalah yang langsung dari sumbernya: pelanggan.
Gunakan survei atau wawancara untuk mendapatkan data langsung tentang kebutuhan dan kebiasaan calon pelanggan.

Beberapa metode sederhana:

  • Gunakan Google Form untuk menyebarkan survei di grup komunitas atau media sosial.

  • Tanyakan hal-hal seperti:

    • Apa yang paling mereka butuhkan dari produk sejenis?

    • Berapa harga yang dianggap masuk akal?

    • Di mana mereka biasanya membeli produk seperti itu?

    • Apa keluhan terbesar terhadap produk yang ada di pasaran?

Dengan data ini, kamu akan punya dasar kuat untuk menciptakan produk yang benar-benar relevan. Ingat pepatah bisnis: “Don’t build what you want, build what they need.”


 

5. Uji Pasar dengan Produk Minimum (MVP)

Sebelum produksi besar-besaran, uji dulu pasar dengan Minimum Viable Product (MVP) atau versi sederhana dari produkmu.
Tujuannya adalah untuk melihat apakah produkmu benar-benar diminati dan layak dikembangkan.

Contohnya:

  • Kalau kamu ingin jual minuman herbal, coba jual 50 botol dulu lewat media sosial.

  • Lihat respon pasar, minta masukan dari pembeli, dan perbaiki produkmu berdasarkan feedback itu.

Dengan cara ini, kamu bisa menghindari kerugian besar karena sudah tahu lebih dulu apakah pasar benar-benar tertarik atau tidak.
Bahkan brand besar seperti Airbnb dan Dropbox juga memulai dengan versi sederhana sebelum akhirnya sukses besar.


 6. Manfaatkan Data Online untuk Riset Cepat dan Akurat

Kabar baiknya, kamu nggak perlu punya tim riset profesional untuk memahami pasar. Sekarang ada banyak alat riset online gratis atau murah yang bisa membantu:

  • Google Trends: Melihat tren pencarian populer.

  • Keyword Planner: Mengetahui volume pencarian produk tertentu.

  • Instagram/TikTok Insights: Melihat perilaku audiens berdasarkan minat dan interaksi.

  • Marketplace Analytics: Mengecek produk yang sedang banyak dicari.

Dengan menggabungkan data ini, kamu bisa tahu arah tren dan perilaku pasar tanpa harus keluar biaya besar.
Misalnya, kamu bisa tahu kapan tren makanan pedas naik, atau produk fashion warna apa yang lagi booming.


 7. Hitung Potensi dan Risiko Pasar

Setelah tahu siapa target pasar dan bagaimana kondisi kompetitor, langkah selanjutnya adalah mengukur potensi keuntungan dan risiko bisnis.
Gunakan pendekatan sederhana seperti:

  • Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat):

    • Kekuatan: Apa keunggulan bisnismu?

    • Kelemahan: Apa keterbatasan yang perlu diperbaiki?

    • Peluang: Tren apa yang bisa dimanfaatkan?

    • Ancaman: Apa risiko dari pesaing atau perubahan pasar?

Dengan analisis ini, kamu bisa menyiapkan strategi lebih matang. Misalnya, kalau ancaman datang dari pesaing dengan harga murah, kamu bisa fokus ke nilai tambah seperti kualitas atau layanan pelanggan.


 8. Buat Keputusan Berdasarkan Data, Bukan Perasaan

Banyak bisnis gagal bukan karena produknya buruk, tapi karena keputusannya diambil berdasarkan feeling, bukan data.
Kalau data menunjukkan pasar tidak tertarik pada produkmu, jangan ngotot. Bisa jadi kamu perlu ubah target pasar, positioning, atau bahkan ide bisnisnya.

Riset pasar bukan sekadar tahap awal, tapi juga bisa kamu lakukan secara berkala. Pasar berubah cepat, tren bisa berganti setiap bulan. Dengan riset berkelanjutan, kamu bisa terus beradaptasi dan bertahan lebih lama dari pesaing.


 9. Riset Pasar Adalah Pondasi Bisnis Sukses

Memulai bisnis tanpa riset pasar ibarat berlayar tanpa peta — mungkin kamu bisa beruntung, tapi kemungkinan besar akan tersesat.
Dengan riset yang tepat, kamu tahu arah, memahami pelanggan, dan bisa membuat keputusan yang lebih cerdas.

Ingat, bisnis bukan sekadar menjual produk, tapi memberi solusi pada kebutuhan pasar. Dan semua itu dimulai dari satu langkah sederhana tapi krusial: riset pasar.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel